“Kehidupan orang-orang besar mengingakatkan
kita,
Kita dapat menjadikan kehidupan kita mulia,
Dan meninggalkan di belakang kita,
Jejak-jejak kaki pada hamparan pasir masa.
“Jejak kaki, atau mungkin yang lain lagi,
Melintas pada kehidupan yang sungguh-sungguh
dijalani.
Seorang sahabat yang merasa hancur dan putus
asa,
Melihatnya dan bangkit kembali semangatnya.
“karena itu, marilah kita bangkit dan bekerja,
Bersungguh hati dalam setiap mata penghidupan.
Tetap mengejar, tetap berusaha,
Belajar untuk berusaha dan menanti-nantikan.
-Henry Wadsworth Longfellow-
Belajar jauh melampaui sekadar mengingat-ingat
fakta tanpa berpikir, mengisi titik-titik, atau tanya-jawab benar dan salah
yang begitu berkembang di lingkungan pendididkan saat ini.
“Belajar berarti, mengarahkan pikiran secara
cermat pada suatu pokok masalah; mempertimbangkan dalam dalam; begitu asik
mepelajari dan merenungkan sesuatu, sampai tidak memperhatikan hal-hal yang
terjadi disekitar; meletakan sesuatu pada pikiran, membaca dan menguji tujan
mempelajari dan memahami sesuatu. (Webster)
Calvin Coolidge, suatu ketika
berbicara: tidak ada diduniaini yang dapat menggantikan peran ketekunan.
Bakat tidak dapat; banyak sekali orang berbakat yang tidak berhasil. Kegeniusan
juga tidak,, dunia ini penuh dengan gelandangan yang terdidik. Ketekunan dan
kebulatan hati sajalah yang memiliki kekuatan yang tangguh. Semboyan “Maju
Terus” telah berhasil memecahkan masalah dan akan selalu memecahkan masalah
umat manusia.
Kalau kamu (Daniel Jackson) melakukan pekerjaan
atau kuliah kamu hanya bersikap mununggu kesempatan yang baik, perubahan yang
besar atau kesempatan emas, kamu akan melihat perubahan dan kesempatan
membanjiri kamu. Ahli-ahli melakukan yang terbaik, memberikan segala-galanya
dalam pekerjaan dan belajar, mencari cara-cara untuk melayani orang lain, atau
menjadi lebih efisien dan produktif, kamu malah mengembangkan kebiasaan
belambat-lambat, malas, dan mementingkan diri sendiri. Hal itu akan melumpuhkan
kamu (Daniel Jackson), sehingga kalupun suatu kesempatan datang dengan
sendirinya, kamu tidak sanggup untuk memenuhinya. Kamu tidak akan melakukan
pekerjaan itu lebih baik dari sebelumnya karena kamu tidak belajar menumbuhkan
kebiasaan untuk bekerja dengan sebaik-baiknya dan rajin – hal-hal yang paling
mendasar untuk meraih sukses dalam setiap karier atau pekerjaan.
Seperti yang dengan tepat dikatakan dalam Amsal
“Siapa mengejar kebaikan, berusaha untuk
dikenal orang
Tangan yang lamban membuat miskin,
Tetapi tangan orang rajin menjadikan kaya
Tangan orang rajin memegang kekeuasaan,
Tetapi kemalasan mengakibatkan kerja paksa
Hati sipemalah penuh keinginan, tetapi sia-sia,
Sedangkan hati orang rajin diberi kelimpahan
Rencana orang rajin semata-mata
Mendatangkan kelimpahan,
Tetapi setiap orang yang tergesa-gesa
Hanya akan mengalami kekurangan…
Pernahkah engkau melihat orang
Yang cakap dengan pekerjaannya ?
Di hadapan raja-raja ia akan berdiri,
Bukan dihadapan orang-orang hina.
Ams 11:27; 10:4; 12:24; 13:4; 21:5; 22:29.